LAPORAN
KASUS
SKIZOFRENIA
PARANOID (F 20.0)
IDENTITAS PASIEN
Nama :
Tn. AF
Umur :
27 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Bugis
Agama :
Islam
Status perkawinan : Belum menikah
Warga negara : Indonesia
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Kuli bangunan
Alamat :
Desa Pana, Kec. Alla, Kab. Enrekang
Tanggal masuk RS : 2 April 2010
Riwayat psikiatri
diperoleh dari catatan medik, autoanamnesis pada tanggal 10 April 2010, dan
alloanamnesis pada tanggal 2 April 2010 dari Ny. J, 56 tahun, pekerjaan IRT,
pendidikan SD, ibu kandung pasien.
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan
utama
Mengamuk
B. Riwayat
gangguan sekarang
o
Keluhan dan gejala :
Dialami sejak ±1
tahun yang lalu tetapi tidak terus menerus dan memberat 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Pasien sering keluar meninggalkan rumah tanpa tujuan yang jelas dan
sering memukul orang. Pasien mengaku sering mendengar bisikan-bisikan dan
kadang melihat bayangan naga. Pasien sering bicara sendiri. Pasien juga merasa
sering mengeluh sakit kepala dan badan terasa panas.
o
Hendaya / disfungsi :
·
Hendaya sosial (+)
·
Hendaya pekerjaan (+)
·
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang
(+)
o
Faktor stressor psikososial :
Tidak jelas
o
Hubungan gangguan sekarang dengan
riwayat penyakit psikis sebelumnya : ada
C.
Riwayat gangguan sebelumnya
a. Riwayat
penyakit terdahulu:
o
Trauma kapitis (-)
o
Infeksi (+) malaria pada tahun 2008.
o
Kejang (-)
b. Riwayat
penggunaan zat psikoaktif:
NAPZA
·
Merokok (+) 1-2 bungkus sehari sejak
kelas 3 SMP
·
Alkohol (+) tidak sering, minum anggur
atau tuak.
·
Obat-obatan lainnya (-)
c. Riwayat
gangguan psikiatri sebelumnya:
·
Pasien pernah dirawat di RS. Dadi dengan
keluhan yang sama sebanyak dua kali dan berobat tidak teratur. Dirawat pertama
kali pada tanggal 8 Agustus – 11 Oktober 2009 dan didiagnosa skizofrenia
paranoid. Kemudian dirawat yang kedua kali pada tanggal 25 Oktober – 23 Desember
2009 dan di diagnosa kembali sebagai skizofrenia paranoid.
D.
Riwayat kehidupan pribadi :
o
Pasien lahir normal, dibantu oleh dukun
o
Riwayat pertumbuhan fisik sesuai dengan
anak lain seusianya.
o
Pendidikan terakhir tamat STM
o
Pasien sebelumnya bekerja sebagai kuli
bangunan sejak tamat STM.
o
Pasien agak pendiam tapi mudah bergaul.
E.
Riwayat kehidupan keluarga :
o
Anak ke-5 dari 8 bersaudara [♀,♀,♀,♂,(♂),♀,♂,♂]
o
Belum menikah
o
Hubungan dengan keluarga baik.
o
Riwayat penyakit yang sama dalam
keluarga tidak ada
F.
Situasi hidup sekarang
Pasien
tinggal serumah bersama dengan ibu serta kedua adik laki-lakinya. Orang tua
pasien sudah bercerai dan saudara-saudara pasien yang lain telah menikah dan
tinggal bersama suami/istrinya masing-masing.
G.
Persepsi pasien tentang diri dan
kehidupannya
Pasien
merasa sakit dan membutuhkan pertolongan.
AUTOANAMNESA
(10 April 2010)
DM :
Selamat siang pak.
P :
Siang dok.
DM :
Perkenalkan nama saya Vindy, dokter muda
yang bertugas disini. Nama bapak siapa?
P :
Firman dok.
DM :
Firman tinggal dimana?
P :
Di Enrekang dok.
DM :
Siapa yang antar Firman kesini?
P :
Ibuku dok.
DM :
Tanggal berapa Firman lahir?
P :
Kulupami jg dok.
DM :
Sekarang sudah umur berapa?
P :
Kalo tidak salah sudah 27 tahun.
DM :
Kenapa Firman dibawa kesini ?
P :
Mengamuk ka dok.
DM :
Apa yang membuat firman mengamuk?
P :
Karena sakit sekali saya rasa dok.
DM :
Apanya yang sakit?
P :
Sering sakit badanku baru panas sekali juga badanku. Biasa kalau ndak tahan ka
pergi ka mandi ke sungai.
DM :
Apa ada juga pengalamannya yang luar biasa? Yang sering dialami belakangan ini?
P :
Ada. Biasa saya lihat bayangan.
DM :
Bayangan apa?
P :
Naga. Biasa kalau dia muncul dia masuki saya. Kalau dia masuk langsung ka
pingsan.
DM :
Jadi Firman tahu kalau dimasuki oleh naga?
P :
Tahu dok, karena biasanya tidak sadar ka.
DM :
Apa rasanya kalau lagi dimasuki naga?
P :
Tidak ada rasanya. Saya lawan saja tapi tidak mampu ka lawan ki, jadi langsung
ka pingsan.
DM :
Bagaimana bentuknya itu naga?
P :
Besar, warna hijau, dan bintik-bintik.
DM :
Apa hanya naga yang firman lihat?
P :
Biasa macan juga. Ganti-ganti.
DM :
Apa ada lagi pengalaman yang lain? Atau
mungkin ada suara-suara aneh yang firman dengar?
P :
Iya. Sering ka’ dengar suara-suara aneh.
DM :
Apa dia bilang?
P :
Dia ejek ka.
DM : Kapan
biasa muncul?
P :
Biasa kalau sendiri ka muncul itu naga dan suara bisikan mengejek. Biasa juga
kalau bawa motor ka, sampai-sampai itu naga kayak mau kasih jatuh ka.
DM :
Bagaimana caranya itu naga mau menjatuhkan Firman?
P :
Itu naga berusaha untuk jatuhkan ka. Biasanya dia coba untuk menghalang-halangi
jalanku baru berusaha untuk tabrak ka
supaya jatuh.
DM :
Jadi kita pernah jatuh?
P :
Tidak.
DM :
Apa yang membuat itu naga mau mencelakai Firman?
P :
Tidak tau juga dok. Tidak tau juga kenapa dia mau celakai ka. Mungkin karena
selalu ka lawan ki kalau mau masuk kedalam badanku. Makanya dia marah.
DM :
Ada keluhan lain?
P :
Iya dok. Saya pernah kena malaria waktu kerja di Papua.
DM :
Kapan firman kena sakit malaria?
P :
Waktu tahun 2008 dok.
DM :
Apa yang Firman lakukan di Papua?
P :
Saya kerja. Saya jadi kuli bangunan disana.
DM :
Berapa tahun Firman kerja di Papua?
P :
Sekitar 3 tahun ka disana dok.
DM :
Apa pendidikan terakhirnya?
P :
STM dok
DM :
Berapa orang bersaudara?
P :
Banyak saudaraku, ada 8 orang.
DM :
Firman anak keberapa?
P :
Saya anak ke-5 dok.
DM :
Apa Firman tau artinya panjang tangan?
P :
Suka mencuri dok.
DM :
Kalau tong kosong nyaring bunyinya?
P :
hmm.....orang yang suka banyak bicaranya.
DM :
Bagaimana kalau bagai air di daun talas?
P :
Tidak tetap pada pendiriannya dok.
DM :
Berapa 100-7?
P :
93.
DM :
Terus berapa 93-7?
P :
Hmm...85 dok. Ehh..86.
DM :
Kalau 86-7?
P :
79.
DM :
Coba kita ulang angka yang saya sebut...7,3,4,8,2
P :
7,3,4,8,2
DM :
Kalau Firman ketemu dompet dijalan, apa yang akan dilakukan?
P :
Saya ambil saja. Kan itu yang namanya rejeki.
DM :
Firman masih ingat namaku?
P :
Dokter Vindy.
DM :
Apa firman sudah makan siang?
P :
Belum dok
DM :
Sudah minum obatnya?
P :
Sudah tadi.
DM :
Oke firman. Terima kasih atas waktunya.
P :
Sama-sama dok
II. STATUS MENTAL
A.
Deskripsi Umum
1.
Penampilan : Seorang laki-laki umur 27
tahun, wajah sesuai umur, menggunakan pakaian berwarna ungu gelap dan celana
panjang hitam. Rambut botak, kulit sawo matang, penampilan pasien cukup rapi.
2.
Kesadaran : Berubah
3.
Perilaku dan aktivitas psikomotor :
Cukup tenang.
4.
Pembicaraan : Spontan, intonasi dan
volume suara biasa.
5.
Sikap terhadap pemeriksa : Cukup
kooperratif.
B.
Keadaan Afektif, Perasaan, dan Empati:
1.
Afek :
Terbatas.
2.
Keserasian : Kurang serasi
3.
Empati :
Tidak dapat diraba-rasakan.
C.
Fungsi Intelektual (kognitif)
1.
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan
kecerdasan : Sesuai dengan taraf pendidikan.
2.
Daya konsentrasi : Cukup.
3.
Orientasi :
o
Waktu :
Baik
o
Tempat :
Baik
o
Orang :
Baik
4.
Daya ingat:
o
Segera :
Baik
o
Jangka pendek : Baik
o
Jangka panjang : Baik.
5.
Pikiran abstrak : Masih di observasi.
6.
Bakat kreatif : Tidak ditelusuri.
7.
Kemampuan menolong diri sendiri : Cukup.
D.
Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik berupa suara
bisikan
Halusinasi
visual berupa melihat bayangan naga dan macan.
2.
Ilusi :
Tidak ada
3.
Depersonalisasi : Ada (merasakan bayangan naga masuk kedalam
badannya dan
setelah itu pasien menjadi pingsan)
4.
Derealisasi : Tidak ada.
E.
Proses Berpikir
1.
Arus pikiran:
a.
Produktivitas : Cukup
b.
Kontiniuitas : Relevan dan koheren
c.
Hendaya berbahasa : tidak ada.
2.
Isi pikiran :
a.
Preokupasi : Tidak ada.
b.
Gangguan isi pikiran: Waham kejaran (Selalu
merasa dikejar oleh
seekor naga sampai mau didorong
jatuh dari motor)
F.
Pengendalian Impuls: Cukup (riwayat
pengendalian impuls terganggu
sebelum masuk RS)
G.
Daya Nilai
1.
Norma sosial : Cukup.
2.
Uji daya nilai : Terganggu.
3.
Penilaian realitas : Terganggu.
H.
Tilikan (insight) : Derajat 6 (Pasien
sadar dirinya sakit dan perlu pengobatan)
I.
Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya.
III.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSIS LEBIH LANJUT
Pemeriksaan Fisik :
o
Status internus
T : 110/70 mmHg N : 76 x/menit P : 22 x/menit S : 36,6°C
-
Anemi (-), ikterus (-), sianosis (-)
-
Toraks :
·
Inspeksi
: simetris kiri = kanan
·
Palpasi
: MT (-), NT (-)
·
Perkusi
: sonor kiri = kanan
·
Auskultasi : BP: pekak, rhonki -/-,
wheezing -/-,
BJ I/II murni reguler
-
Abdomen:
·
Inspeksi
: datar, ikut gerak napas.
·
Auskultasi : peristaltik (+), kesan
normal
·
Palpasi
: hepar/lien tak ada pembesaran
·
Perkusi
: tympani
-
Ekstermitas : dalam batas normal
o
Pemeriksaan status neurologis
-
GCS : E4M6V5
-
Rangsang menings : kaku kuduk (-),
kernig’s sign (-)/(-)
-
Nervus cranialis : pupil bulat isokor ɸ
2,5mm /ɸ 2,5mm, refleks cahaya langsung (+)/(+), refleks cahaya tak langsung
(+)/(+).
-
Nervus cranialis lainnya : dalam batas
normal
-
Sensibilitas : dalam batas normal
-
Motorik:
dalam batas normal
-
SSO : dalam batas normal
o
Anjuran pemeriksaan penunjang: Tes DDR
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki, 27 tahun masuk rumah sakit dengan
keluhan mengamuk yang dialami sejak ±1
tahun yang lalu tetapi tidak terus menerus dan memberat 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Pasien mengaku sering mendengar bisikan-bisikan yang mengejek
dirinya dan kadang melihat bayangan yang dideskripsikannya sebagai naga dan macan. Menurut pasien, bayangan itu
sering memasuki dirinya dan terakhir pada saat di RS Dadi. Biasanya setelah naga atau macan masuk
ke dalam tubuhnya, pasien mengaku pingsan. Pasien juga merasa sering mengeluh
sakit kepala dan badan terasa panas. Menurut ibunya, pasien sering bicara
sendiri dan keluar rumah tanpa tujuan pasti dan sering memukul orang. Pasien
pernah bekerja di papua sebagai kuli bangunan dan menderita penyakit malaria
pada tahun 2008. Pendidikan terakhir pasien STM. Pernah dirawat dua kali di RS
Dadi, terakhir dirawat tanggal 25 Oktober - 23 Desember 2009 dengan keluhan
sama. Riwayat minum obat tidak teratur. Pasien belum menikah dan tinggal
bersama ibunya. Pasien jarang tidur pada malam hari dan cepat tersinggung. Pada
saat wawancara dengan pasien didapatkan pasien cukup tenang. Pemeriksaan dengan
pembicaraan spontan, volume dan intonasi biasa. Afek terbatas, taraf pendidikan
sesuai dengan pengetahuan. Orientasi baik, terdapat gangguan persepsi
halusinasi auditorik dan visual, terdapat juga gangguan depersonalisasi berupa
merasakan bayangan naga yang masuk kedalam tubuhnya. Terdapat gangguan proses
berpikir berupa waham kejaran. Sikap pasien cukup kooperatif. Pengendalian
impuls cukup. Tilikan derajat 6 dan dalam taraf dapat dipercaya.
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
o
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis
didapatkan gejala klinis yang bermakna berupa mengamuk dan sering jalan keluar
tinggalkan rumahnya tanpa tujuan jelas. Pasien sering mendengar suara-suara
dan kadang-kadang melihat bayangan. Pasien
sering bicara sendiri. Pasien pernah memukul orang. Gejala sudah dialami sejak
±1 tahun yang lalu. Hal ini menimbulkan disabilitas dalam kehidupannya
sehari-hari sehingga digolongkan dalam gangguan
jiwa. Pada pasien didapatkan hendaya berat dalam menilai realita, disertai
gangguan persepsi (terdapat halusinasi auditorik dan visual, dan depersonalisasi)
sehingga dimasukkan dalam gangguan jiwa
psikotik. Pada pasien tidak ditemukan kelainan organik sehingga digolongkan
gangguan psikotik non-organik
(fungsional). Adanya halusinasi auditorik dan waham sehingga digolongkan kedalam skisofrenia. Gejala yang menonjol dari
pasien adalah halusinasi auditorik dan
visual disertai waham kejar sehingga digolongkan skisofrenia paranoid
(F20.0). Adanya keluhan berupa sering sakit kepala dan badan terasa panas
disertai adanya riwayat penyakit malaria pada tahun 2008 serta adanya
depersonalisasi sehingga di didiagnosa banding dengan Gangguan Mental YTT
akibat Kerusakan dan disfungsi Otak dan Penyakit Fisik (F06.9).
o
Aksis II
Ciri
kepribadian tidak khas.
o
Aksis III
Tidak
ada diagnosis.
o
Aksis IV
Stressor
psikososial tidak jelas
o
Aksis V
GAF
50-41 (gejala berat(serious), disabilitas berat)
VI. DAFTAR PROBLEM
o
Organobiologik: Terdapat ketidakseimbangan
neurotransmitter di otak sehingga membutuhkan farmakoterapi.
o
Psikologis: Adanya hendaya berat dalam
menilai realita sehingga memerlukan psikoterapi dan farmakoterapi.
o
Sosial: Ditemukan adanya hendaya dalam
bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga pasien
membutuhkan psikoterapi dan farmakoterapi.
VII. PROGNOSIS
Faktor pendukung :
·
Adanya gejala positif yang lebih
menonjol.
·
Subtipe paranoid.
·
Riwayat yang sama dalam keluarga tidak
ada.
·
Tidak ada kelainan neurologis.
Faktor penghambat :
·
Riwayat premorbid sosial dan pekerjaan
buruk.
·
Pasien belum menikah.
·
Faktor stressor tidak diketahui dengan
jelas.
Dari
faktor diatas maka prognosis dari pasien ini dubia et malam.
VIII.
PEMBAHASAN/TINJAUAN
PUSTAKA
Skisofrenia
merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab yang banyak belum
diketahui. Perjalanan penyakit yang
luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik,
fisik, dan sosial budaya.
Pada
umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau
tumpul(blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu
dapat berkembang kemudian.
Berdasarkan
PPDGJ III, untuk mendiagnosa skisofrenia terdapat ketentuan sebagai berikut:
·
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut
ini yang jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu
kurang tajam atau kurang jelas):
1.
Thought
echo
= isi pikiran dirinya sendiri yang bergema dan berulang dalam kepalanya dan isi
pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda.
Thought insertion or withdrawal
= isi pikiran asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu
dari luar dirinya (withdrawal)
Thought broadcasting
= isi pikirannya tersiar keluar sehingga
orang lain mengetahuinya.
2.
Delution
of control = waham
tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan dari luar.
Delution
of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan dari luar.
Delution
of perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
Delution
of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya
dan pasrah terhadap kekuatan dari luar.
3.
Halusinasi auditorik:
-
Suara halusinasi yang berkomentar secara
terus-menerus tentang perilaku pasien.
-
Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka
sendiri
-
Jenis suara halusinasi lain yang berasal
dari salah satu bagian tubuh.
4.
Waham-waham menetap jenis lainnya, yang
menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.
·
Atau paling sedikit dua gejala dibawah
ini yang harus selalu ada secara jelas:
1.
Halusinasi yang menetap dari panca
indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh
ide-ide berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hati selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
2.
Arus pikir yang terputus (break) atau
yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme.
3.
Perilaku katatonik.
4.
Gejala-gejala negatif.
·
Gejala harus berlangsung minimal 1
bulan.
·
Harus ada perubahan yang konsisten dan
bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi.
Pada
skisofrenia paranoid, halusinasi
auditorik dan/atau waham yang harus
menonjol. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
halusinasi visual mungkin ada tetapi
jarang menonjol. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta
gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak meninjol.
IX.
RENCANA
TERAPI
o
Farmakoterapi : Haloperidol 1,5 mg 3x1
o
Psikoterapi
a)
Terhadap individu (psikoterapi
supportif) berupa konseling dan bimbingan, yaitu memberikan pengertian kepada
pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya.
b)
Terhadap keluarga, yaitu memberikan
penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang keadaan
pasien dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar dapat membantu proses
penyembukan pasien.
X. FOLLOW UP
Menilai
keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektifitas terapi dan
efek samping dari obat yang diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar